Rabu, 22 Januari 2014

Wanita Tidak Diperbolehkan Berziarah Kubur??

Rasul SAW bersabda, “Siapa yang menghadiri jenazah hingga menshalatkannya, maka baginya pahala satu qirath, dan siapa yang menghadirinya (menshalati) dan menghantarkannya hingga dikuburkan maka baginya pahala dua qirath.”” Rasulullah SAW ditanya, “Seperti apa dua qirath itu?” Beliau menjawab, “(Pahalanya) laksana dua gunung yang besar.” (HR. Bukhari). Dalam riwayat Muslim disebutkan laksana besarnya gunung uhud.
Dari hadits tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa ketika kita merawat jenazah sampai menghantarkannya ke liang lahat itu adalah pahala. Tetapi mengapa ada yang mengatakan bahwa wanita itu tidak diperbolehkan untuk menghantarkan ke kuburan dan tidak boleh untuk pergi berziarah? Ini yang akan menjadi topik kita selanjutnya.
Kita lihat hadits berikut..
 “Allah melaknat wanita-wanita yang berziarah kubur.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).
Hadits ini banyak dijadikan dalil untuk melarang wanita menghantar jenazah ataupun berziarah.. Tetapi, jika kita lihat pendapat Imam Al-Qurtubi dalam kitabnya Jami’al Ahkam al-Qur’an tentang hadits tersebut beliau mengatakan bahwa laknat dalam hadits ini hanya ditunjukan bagi wanita yang sering kali ziarah kubur karena bisa melalaikan kewajibannya.
Larangan tersebut juga ditujukan kepada  wanita yang ziarah kubur dengan tabarruj atau bersolek dan menggunakan parfum berlebihan sehingga menimbulkan fitnah. Dan untuk menghindari wanita yang berpotensi menangis dengan meraung dan erangan yang berlebihan, Jika hal ini tidak terjadi Imam Al-Qurtubi berpendapat hukum wanita yang berziarah adalah sunnah.
Dalam hadits lain dijelaskan, hadits ini diriwayatkan oleh Abdullah bin Abi Mulaikah RA, bahwasanya  di suatu hari aku menjumpai  Aisyah yang  datang dari kuburan. Dan aku bertanya kepadanya, “Wahai ummul mukminin, dari mana engkau?” Aisyah menjawab, “Dari kuburan saudaraku, Abdurrahman.” Aku bertanya kembali, “Bukankah Rasulullah melarang ziarah kubur?” Aisyah menjawab, “Benar beliau pernah melarang ziarah kubur, akan tetapi kemudian beliau memerintahkannya.” (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).
Rasulullah pun pernah bertemu dengan seorang wanita yang sedang berziarah kubur. Beliau hanya melarang sikap berlebihannya dan tetap memperbolehkan ia untuk berziarah. Dari sini sudah kita sudah bisa mengambil pelajaran dan kesimpulan.

Hukum Menangisi Orang yang Meninggal

Assalamu'alaikum Wr. Wb..
Disini saya akan membahas mengenai hukum menangisi orang yang meninggal. Topik ini saya ambil berhubungan dengan materi pelajaran yang masih hangat-hangatnya untuk dibicarakan. Hehe, selain untuk lebih mendalami pemahaman juga untuk berbagi informasi dengan sobat semua.
Allah SWT berfirman :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya’ : 35)
Dari ayat ini menjelaskan bahwa setiap yang hidup itu akan mati kecuali Allah dengan sifat Baqa’ (kekal untuk selamanya).. Itu tandanya kita pun juga akan menemui ajal kita sobat. Tinggal kita menunggu taqdir kita untuk kembali kepada-Nya..
Kita diuji dengan cara  kehilangan orang yang kita sayang tentu ada rasa sedih. Dan itu adalah suatu hal yang manusiawi jika kita merasakannya. Bukan hanya orang islam yang merasakan, semua manusia pun juga. Tetapi dalam islam tidak memperbolehkan kita bersedih berlebihan. Karena semua yang berlebihan itu tidak baik. Senang pun kita ada batasannya. Dan cobaan yang diberikan itu mengingatkan kita bahwa hanya kepada Allah lah kita akan kembali.
Rasulullah SAW dahulu pun  pernah menangisi kematian beberapa orang, saat kematian anaknya Ibrahim, ketika Hamzah pamannya syahid, dan ketika beliau mengunjungi Sa`d bin Ubadah. Beliau bersabda,

“Sesungguhnya wajar jika mata menangis, hati bersedih, dan kita hanya diperbolehkan mengatakan hal-hal yang diperbolehkan oleh Allah swt. Sesungguhnya kami semua bersedih atas kepergianmu wahai Ibrahim”
Rasulullah juga pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak mengazab berdasarkan air mata atau hati yang sedih. Namun, Dia mengazab atau mengasihi berdasarkan ini,” beliau menunjuk lidanya dan melanjutkan sabdanya, “Sesungguhnya seorang mayat akan disiksa disebabkan tangisan keluarganya untuknya”
Rasulullah tidak melarang kita untuk menangis, yang tidak diperbolehkan adalah sedih yang berlebihan seperti mencakari tubuhnya, mensobek-sobek bajunya, memakan tanah kuburan, dan berteriak-teriak karena sangking sedihnya. Beliau mengisyaratkan bahwa ketika kita sedih  air mata kita itu halal tapi  sesuatu yang keluar dari mulut kita yang berlebihan (teriak, dsb) itu yang diharamkan.

Selasa, 21 Januari 2014

Menghafal Al-Qur'an? Mengapa Tidak?


Masih sangat terngiang perkataan KH. Ir. Misdi Nurhasan ketika ceramah Maulid Nabi di pikiran saya. Dalam ceramahnya beliau berpesan, “Jadilah pribadi yang Qur’ani!”. Perkataan itu diulang-ulang beberapa kali sehingga membuat saya tertarik untuk mendalaminya. Dan ini yang akan menjadi tema saya selanjutnya dalam seri “Menghafal Al-Qur’an? Mengapa Tidak?”…
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
(QS At-Tin :4)
Kita pasti tidak asing dengan ayat diatas. Kita diciptakan oleh Allah sebagai sebaik baik makhluk yang memiliki akal dan nafsu. Dengan nas yang diberikan kepada kita, kita diperintah untuk menggunakannya sesuai dengan syariat yang berdasar kepada Al-Qur'an dan Al-Hadits.. Kita tidak dapat memahami sempurna jika kita tidak ada keinginan untuk belajar dan mengembangkan pemikiran kita, menambah wawasan kita, dan mencurahkan semua kepada-Nya. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Mujadilah : 11) 

Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang akan dinaikkan derajatnya dihadapan Allah yakni orang yang beriman dan orang yang berilmu. Beriman berarti meyakini dalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan melakukan dengan perbuatan. Berilmu berhubungan dengan Iqro' (bacalah!) yang merupakan wahyu pertama yang diturunkan Allah Kepada Rasulullah SAW.

Al-Qur'an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad dengan bantuan malaikat Jibril dan diturunkan secara berangsur-angsur yang menjadi rahmatan lil alamin. Al-Qur'an menjadi sumber utama dalam agama islam. Banyak orang Islam yang mengaku beragama islam tetapi sangat jauh dengan Al-Qur'an.
Mengapa bisa demikian??
Karena mereka hanya mengucapkan iman tetapi tidak menjadikannya fondasi dan aplikasi dalam kehidupan mereka. Kita sudah diberi akal oleh Allah yang seharusnya kita gunakan untuk memahami ayat-ayat Allah baik berupa Aql maupun Naql. Dan dari sini kita bisa lebih membuka dan mengukuhkan niat kita untuk menjadi seseorang yang beriman, berilmu, dan berwawasan Qur'ani.
Mengapa kita bicara tidak bisa??
Sudah disampaikan bahwasanya kita diciptakan oleh Allah menjadi sebaik-baiknya makhluk. Kitapun diberi akal dan diperintah untuk menuntut ilmu oleh Allah. Tidak ada kata impossible dalam hidup ini. Jika kita sudah bisa merenungi ayat-ayat diatas dan menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup utama kata menghafal akan menjadi sesuatu yang akan menarik kita, sebagai magnet yang akan mendekatkan kita dengan-Nya dan dengan firman-Nya. Semua itu bermula dari niat, hilangkan kata tidak bisa dan gantilah dengan kata Aku Pasti Bisa! Disini saya akan mengutip fadilah meghafal Al-Qur'an yang saya harap bisa membakar semangat teman-teman untuk menghafal Al-Qur'an. :

Fadhail Dunia

1. Hifzhul Qur’an merupakan nikmat rabbani yang datang dari Allah
2. Al Qur’an menjanjikan kebaikan, berkah, dan kenikmatan bagi penghafalnya 
3. Seorang hafizh Al Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi
 4. Hifzhul Qur’an merupakan ciri orang yang diberi ilmu
5. Hafizh Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi 
6. Menghormati seorang hafizh Al Qur’an berarti mengagungkan Allah

Fadhail Akhirat
7. Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal
8. Hifzhul Qur’an akan meninggikan derajat manusia di surga
9. Para penghafal Al Qur’an bersama para malaikat yang mulia dan taat
10. Bagi para penghafal kehormatan berupa tajul karamah (mahkota kemuliaan)
11. Kedua orang tua penghafal Al Qur’an mendapat kemuliaan
12. Penghafal Al Qur’an adalah orang yang paling banyak mendapatkan pahala dari Al Qur’an
13. Penghafal Al Qur’an adalah orang yang akan mendapatkan untung dalam perdagangannya dan tidak akan merugi
14. Pikiran yang jernih.
15. Kekuatan memori.
16. Ketenangan dan stabilitas psikologis.
17. Senang dan bahagia.
18. Terbebas dari takut, sedih dan cemas.
19. Mampu berbicara di depan publik.
20. Mampu membangun hubungan sosial yang lebih baik dan memperoleh kepercayaan dari orang lain.
21. Terbebas dari penyakit akut.
22. Dapat meningkatkan IQ.
23. Memiliki kekuatan dan ketenangan psikilogis.
(http://nasrudiyanto.abatasa.co.id/post/detail/15757/23-keuntungan-menghafal-al-quran)